Kredit kepada Nurhidayah Abdullah
Bahasa Alam ~ Baha Zain
Kehijauan adalah bahasa alamyang minta diabadikan,
Tuhan maha pencipta dan manusia
kecil di dalam-Nya.
Dialah penyair yang melukiskan
mendung dan warna,
Kita manusia resah
tertegun dalam sinar-Nya.
Mata Ayah ~ Usman Awang
Urat-urat daging-daging tua keras terasa
Mataku tersenyum, matanya menyapa
Anak yang pulang disambut mesra.
Tapi matanya, mata yang menatapku
Kolam-kolam derita dan pudar bulan pagi
Garis-garis putih lesu melingkungi hitam-suram
Suatu kelesuan yang tak pernah dipancarkan dulu.
Kelibat senyum matanya masih jua ramah
Akan menutup padaku kelesuan hidup sendiri
Bagai dalam suratnya dengan kata-kata siang
Memintaku pulang menikmati beras baru.
Anak yang pulang di sisi ayahnya maka akulah
merasakan kepedihan yang tercermin di mata
Meski kain pelekatnya bersih dalam kesegaran wuduk
Dan ia tidak pernah merasa, sebab derita itu adalah dia.
Salam Aidilfitri ~ Adi Badiozaman Tuah
Bersama azan di hujung minaret
sayup dan syahdu
mengembang kepak syawal
kutebarkan rimbunan doa maaf
kemesraan sezaman dalam ucap selamat
setia jujur ikhlas budi
dalam memberi dan menerima
momen semanis semulia ini
kita pahatkan di hati
rasa kecintaan sejagat
Pada negara Ini ~ Joseph Selvam
Pada negara ini
segala kesetiaanku
tidak ke mana lagidi antara berbilang bangsa
sebuah dangau didirikan
dengan harmoni
penghuni-penghuni sukaria
tanpa menghiraukan
keturunan bangsa
pelukan agama
pertuturan bahasa
saling mewujudkan
suasana muhibbah
sentiasa eratkan
tali persaudaraan!negara ini
tanah tumpah darahku
ibu pertiwiku!pada negara ini
kucurahkan
segala kesetiaanku
segala cintaku
selama-lamanya!
Hadiah (Hari Lahir Anakku) ~Usman Awang
Anakku belum bisa berkata lagiPutih hatinya putih wajah nabi
Senyum dan tangisnya adalah kata hati
Rekahan bunga di bawah sinar matahari pagi.
Kawan-kawan yang datang serta persembahan
Tanda selamat tanda khidmat
Hari-lahir yang selalu dimuliakan.
Ah, kenapa kaubawakan senapang
Kereta meriam dan kapalterbang perang
-Meski sekadar barang mainan-
Sebagai tanda-mata hari-lahir gemilang?
Betapakah kerelaan dari kebenaran
Antara kehormatan dan keyakinan teguh,
Sebab kau mengajar anak-anak membunuh?
Manakah milik dunia yang baik
Ah, berikan padanya, ia bisa senyum jua
Meski sekadar sekerat pensil kayu cuma.
Anakku dan anak-anak kita semua
Jangan dilukai hati mereka dengan senjata
Biar di wajah dan hatinya cinta berbunga
Dunia yang damai, hidup yang sejahtera!